Sabtu, 07 Oktober 2017

Akhlak Islam

AKHLAK
       I.            PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang indah dan sempurna. Muslim dalam hidupnya mempunyai pedoman yang jelas, yaitu : Al-Qur’an dan Hadis. Dalam berprilaku umat muslim hendaknya mengikuti perkataan dan perbuatan (sunah) Nabi Muhammad SAW. Didalam Al-Qur’an, umat muslim dijelaskan tentang bagaimana perilaku yang baik, dan yang buruk. Perilaku yang baik sering disebut dengan akhlak yang baik, berlaku juga pada perilaku yang buruk yang berarti akhlak yang buruk pula.
Akhlak dalam Bahasa Indonesia diadopsi dari Bahasa Arab, yaitu : “akhlaq” yang berasal dari kata “khuluq” yang berarti tabiat atau budi pekerti[1]. Ahmad Amin, dikutif Hamzah Yaqub, mendefinisikan akhlak adalah “suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.”1.
Perilaku dan kepribadian sesorang dapat dinilai dari akhlaknya. Seseorang yang berakhlak baik, tentunya hanya akan melakukan tindakan dan perilaku baik kepada orang lain dan dirinya dalam kesehariannya. Seseorang yang berprilaku keji dan berkepribadian yang buruk, pastinya ia memiliki akhlak yang buruk pula pada dirinya.

    II.            PEMBAHASAN
II.1.            Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak
Bahasa Indonesia mengenal akhlak sebagai budi pekerti atau perilaku seseorang manusia. Seseorang yang melakukan kebajikan maka disebut berakhlak baik, sedangkan yang melakukan keburukan disebut dengan berakhlak buruk. Al-Ghazali mendefinisikan akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama[2].
Dari pendapat Al-Ghazali, dapat kita seimpulkan bahwa, sesuatu perbuatan atau perilaku dapat dikatakan sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat : dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaaan; timbul dengan sendirinya, tanpa ada pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu. Akhlak dalam Islam memiliki posisi yang sangat penting. Posisi akhlak dengan takwa adalah buah dari pohon yang berakar dari akidah, yang memiliki cabang dan daun syari’ah3.
Umat Islam memiliki guru akhlak yang terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW, hal ini disabdakan oleh beliau : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)3.  Secara umum, akhlak dibagi menjadi dua, yaitu : akhlak mahmudah yang artinya akhlak terpuji dan akhlak madzmumah yang artinya akhlak tercela. Ruang lingkup akhlak dalam Islam terbagai menjadi : akhlak terhadap Allah; akhlak terhadap manusia; dan akhlak terhadap selain manusia (lingkungan).



II.2.            Perbandingan Antara Akhlak Dalam Islam Dengan Norma, Adat Istiadat, dan Filsafat Etika
Istilah akhlak memiliki arti yang sepadan (mirip) dengan istilah lainnya, seperti : norma, adat istiadat, dan etika. Akhlak dalam Islam dengan norma memiliki beberapa perbedaan. Akhlak dalam Islam terbagi menjadi tiga lingkup, yaitu : Akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap selain manusia. Sedangkan norma adalah aturan, patokan atau ukuran seseorang dalam bersikap. Norma yang berlaku dimasyarakat terbagi menjadi : norma agama; norma moral/kesusilaan; norma kesopanan; dan norma hukum. Norma yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan pribadi adalah norma agama dan norma kesusilaan.
Adat merupakan aturan atau perbuatan yang lazim dilakukan sejak dahulu kala. Menurut JC. Mokoginta (1996:77), adat istiadat adalah bagian dari tradisi yang sudah mencakup dalam pengertian kebudayaan. Karena itu, adat atau tradisi ini dapat dipahami sebagai pewarisan atau penerimaan norma-norma adat istiadat[3]. Dapat disimpulkan bahwa adat istiadat adalah perilaku yang telah berlangsung lama dan menjadi tradisi dan aturan yang disepakati bersama oleh masyarakat.
Etika adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan, yaitu pranata perilaku seseorang atau kelompok orang yang tersusun dari suatu sistem norma atau diambil dari gejala-gejala alamiah masyarakat kelompok tersebut[4]. Ketentuan baik buruknya dalam pengertian etika memiliki sifat sementara dan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu. Etika adalah salah satu cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut. Patokan dalam penilaian baik buruknya dalam etika adalah akal pikir manusia.
II.3.            Akhlak Kepada Allah SWT
Pembahasan sebelumnya, telah menjelaskan bahwa ruang lingkup akhlak dalam Islam ada tiga, Akhlak kepada Allah SWT salah satunya. Maksud dari akhlak terhadap Allah SWT adalah bagaimana sikap kita terhadap Allah SWT sebagai hambaNya. Hamba Allah adalah seseorang yang telah mengakui dan mengimani bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Pengakuan tersebut merupakan contoh dari akhlak kepada Allah SWT.
Akhlak kepada Allah SWT dapat dicerminkan dengan perilaku, yaitu :
a.      Bersyukur kepada Allah
Seluruh muslim diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada Allah SWT. Seluruh manusia hendaknya bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Segala sesuatu yang diterima atau terjadi pada manusia adalah kehendak-Nya. Saat kita sedang merasa bahagia, sering kali kita lupa bersyukur kepada-Nya, padahal kebahagian tersebut datang dari Allah. Lain halnya ketika kita sedih atau susah, kita cenderung mendekatkan diri, dan tidak jarang pula kita mengeluh pada-Nya. Ketetapan Allah adalah yang terbaik bagi kita, karena Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Mengetahui, maka hendaklah kita selalu bersyukur kepada-Nya.
b.      Meyakini kesempurnaan Allah
Allah adalah Maha Sempurna. Allah lah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya, termasuk bumi dan manusia. Kesempurnaan Allah tidaklah ada tandingnya. Allah menciptakan bumi yang dilengkapi okisigen sehingga manusia dapat hidup didalamnya. Matahari diciptakan-Nya sebagai sumber cahaya dan panas bumi, yang merupakan salah satu energi vital yang dibutuhkan bumi dan juga manusia. Dengan segala kesempurnaan-Nya lah, hendaknya kita meminta dan memohon segala sesuatu, serta bergantung hanya kepada-Nya.
c.       Taat terhadap perintah-Nya
Sebagai seorang hamba, beribadah adalah suatu kewajiban. Hak dapat diperoleh bila seseorang melaksanakan kewajibannya, seperti seorang muslim yang ingin dicintai oleh Allah, hendaknya ia beribadah kepada-Nya. Ibadah dalam Islam beragam, selain sholat yang merupakan ibadah utama, sedekah, dan menjaga perilaku juga bisa dikatakan sebagai ibadah. Seorang muslim menjaga perilaku sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Seorang hamba yang taat adalah yang menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
II.4.            Akhlak Kepada Sesama Manusia
Lingkup akhlak dalam Islam yang kedua adalah akhlak kepada sesama manusia. Dalam buku Seri Diktat Pendidikan Agama Islam, akhlak kepada manusia terbagai menjadi enam, yang telah dirinci sebagai berikut:
1.      Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), antara lain: Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya;  Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan; Menjalankan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.
2.      Akhlak terhadap Orang tua (birrul walidain), antara lain: Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya; Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang; Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut; Berbuat baik kepada ibu-bapak dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat ibu-bapak ridha; Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
3.      Akhlak terhadap Diri Sendiri, antara lain: Memelihara kesucian diri; Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan akhlak Islam); Jujur dalam perkataan dan berbuat Ikhlas dan rendah hati; Malu melakukan perbuatan jahat; Menjauhi dengki dan menjauhi dendam; Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain; Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
4.      Akhlak terhadap Keluarga, Karib Kerabat, an tara lain: Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga; Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak; Berbakti kepada ibu-bapak; Mendidik anak-anak dengan kasih sayang; Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silaturrahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.
5.      Akhlak terhadap Tetangga, antara lain: Saling mengunjungi; Saling bantu di waktu senang lebih-lebih tatkala susah; Saling beri-memberi, saling horrnat-menghorrnati; Saling menghindari pertengkaran dan perrnusuhan.
6.      Akhlak terhadap Masyarakat, antara lain: Memuliakan tamu; Menghorrnati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan; Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa; Menganjurkan anggota masyarakat terrnasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatanjahat (mungkar); Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya; Berrnusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama; Mentaati putusan yang telah diambil; Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan seseorang atau masyarakat kepada kita; Menepati janji.
II.5.            Akhlak Kepada Makhluk Selain Manusia
Akhlak kepada makhluk selain manusia adalah lingkup akhlak yang ketiga dalam Islam. Makhluk selain manusia yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia dan di bumi, baik itu binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Akhlak kepada makhluk selain manusia erat kaitannya dengan tugas seorang manusia sebagai khalifah di bumi.
Pada bab sebelumnya, telah dibahas tentang kekhalifahan manusia. Tugas kekhalifahanya di bumi memiliki arti sebagai pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya[5].  Tugas tersebut menjelaskan bahwa manusia memiliki peranan dan tanggung jawab atas kelangsungan kehidupan hewan, tumbuhan dan lainnya yang berada di bumi.
 III.            PENUTUP
Akhlak merupakan perbuatan, watak, tabiat, serta karakteristik tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Akhlak dalam Islam berpedomankan kepada Al-Qur’an dan Hadis. Nabi Muhammad SAW adalah sosok pedoman bagi manusia dalam memperbaiki akhlaknya. Pengutusan Nabi Muhammad SAW salah satunya ditujukan untuk memperbaiki dan menyempuranakan akhlak manusia.
Akhlak terkadang memiliki persamaan dengan norma, adat istiadat, serta etika. Perbedaannya adalah akhlak dalam Islam memiliki sumber yang jelas yang memiliki sifat tetap dalam penilaiannya, tidak seperti norma, adat istiadat, serta etika. Lingkup akhlak dalam Islam terbagi menjadi, akhlak kepada Allah, sesama makhluk (baik manusia, hewan, tumbuhan, dll).



DAFTAR PUSTAKA

A. Qohar Masjkoery, Sri Waluyo, Maswanih, Mila Jamila, Mulyadi, Endang Sobana, 2003, SERI DIKTAT KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, Jakarta: Gunadarma
http://eprints.ung.ac.id/277/3/2013-2-87201-231409026-bab2-10012014011120.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1-2006-rosalinain-1245-bab2.pdf
https://www.unisba.ac.id/index.php/id/illustrations/item/88-peranan-akhlak-dalam-kehidupan-seorang-muslim



[1] https://www.unisba.ac.id/index.php/id/illustrations/item/88-peranan-akhlak-dalam-kehidupan-seorang-muslim
[2] A. Qohar Masjkoery, Sri Waluyo, Maswanih, Mila Jamila, Mulyadi, Endang Sobana, SERI DIKTAT KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ( Jakarta: Gunadarma, 2003), hal. 76.
[3] http://eprints.ung.ac.id/277/3/2013-2-87201-231409026-bab2-10012014011120.pdf
[4] http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1-2006-rosalinain-1245-bab2.pdf
[5] http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1-2006-rosalinain-1245-bab2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar