BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer
yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar
pada suatu bidang keahlian tertentu (Shelly, 1990; Setiawan, 1993;
Margianti,1995). Sistem pakar merupakan salah satu bidang
teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya
diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang
terbukti sangat membantu dalam mengambil
keputusan dan sangat luas penerapannya.
1.1.1.
Ciri-ciri sistem pakar
Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut:
a.
Terbatas pada
domain keahlian tertentu.
b.
Dapat
memberikan penalaran untuk data data yang tidak pasti.
c.
Dapat
mengemukan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat dipahami.
d.
Berdasarkan
pada kaidah/Rule tertentu.
e.
Dirancang untuk
dapat dikembangkan secara bertahap.
f.
Keluarannya bersifat anjuran.
Komponen sistem pakar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
i.
Knowledge Base
(Basis Pengetahuan)
Knowledge Base merupakan inti
dari program sistem pakar karena basis pengetahuan itu merupakan presentasi
pengetahuan atau knowledge representation basis pengetahuan adalah sebuah basis
data. yang menyimpan aturan-aturan tentang suatu domain knowledge/pengetahuan
tertentu. Basis pengetahuan ini terdiri dari kumpulan objek beserta aturan dan
atributnya (sifat atau cirinya). Contoh :
If hewan merupakan sayap dan bertelur then hewan jenis burung.
ii.
Working Memory
(Basis Data atau Memori Kerja)
Working memory adalah bagian yang
mengandung semua fakta-fakta baik fakta awal pada saat sistem beroperasi maupun
fakta-fakta pada saat pengambilan klesimpulan sedang dilaksanakan selama sistem
pakar beroperasi basis data berada di adalam memori kerja.
iii.
Inference
Engine (Mesin Inferensia)
Inference Engine adalah bagian
yang menyediakan mekanisme fungsi
berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan
oleh seorang pakar. Mekanisme ini
akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau
kesimpulan yang terbaik. Mesin ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam
basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Dua teknik Inference, yaitu:
a.
Backward
Chaining (Pelacakan kebelakang)
Melalui
penalaranya dari sekumpulan
hipotesis menuju fakta-fakta
yang mendukung tersebut, jadi
proses pelacakan berjalan mundur dimulai dengan menentukan kesimpulan
yang akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau a Goal
Driven.
b.
Forward
Chaining (Pelacakan ke depan)
Forward Chaining merupakan
kebalikan dari Backward Chaining yaitu mulai dari kumpulan data menuju kesimpulan. Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan
fakta-fakta yang telah diketahui atau data driven.
iv.
User Interface
(Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai adalah bagian
penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian memungkinkan pengguna untuk memasukkan instruksi dan informasi
ke dalam sistem pakar serta menerima penjelasan dan kesimpulan. (Gambar 1)
1.1.2.
Kategori Umum Dari Sistem Pakar
Berdasarkan penggunaanya sistem
pakar diklasifiksikan menjadi dua
bagian seperti pada tabel dibawah ini
(*Anonim, 1997).
1.1.3.
Akusisi dan
Representasi Pengetahuan
Pada sistem kecerdasan buatan (Setiawan, 1993) terdiri atas dua bagian
penting, yaitu:
i.
Basis
pengetahuan berisi tentang fakta-fakta dalam domain yang dipilih.
ii.
Mekanisme
Inference adalah procedure yang digunakan untuk memeriksa basis pengetahuan
secara urut, menjawab pertayaaan, menyelesaikan masalah
atau membuat keputusan dalam domain.
1.1.4.
Sistem Kerja
Pakar
Menurut Staugard (1987) sistem kerja pakar terbagi dalam tiga modul yaitu:
i.
Modul
Penerimaan Pengetahuan
Untuk
mendapatkan pengetahuan sistem
pakar dilakukan proses
penerimaan
pengetahuan.Proses ini dilakukakan
melalui interaksi dengan
pakar penerimaan pengetahuan
dilakukan dengan bantuan Knowledge
Engineer (KE), yaitu
seorang spesialis sistem
yang menterjemahkan
pengetahuan yang dimiliki
seorang pakar menjadi
pengetahuan yang akan tersimpan dalam
basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar (Gambar 2).
i.
Modul
Konsultasi
Sistem pakar pada modul konsultasi
apabila sistem memberikan konsultasi berupa jawaban atas permasalahan yang
diajukan oleh pemakai pada modul ini pemakai
yang awam berinteraksi dengan sistem dengan memasukkan data dan
jawaban-jawaban pertanyaan sistem.Data yang dimasukkan oleh pemakai ditempatkan
dalam database sistem dan kemudian diakses oleh pembangkit inference untuk
mendapatkan kesimpulan.
ii.
Modul
Penjelasan
Modul
Penjelasan adalah menjelaskan
proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh sistem.
1.1.5.
Cara
Representasi
Cara representasi dalam sistem pakar (Turban,1992) terbagi dalam tiga
teknik, yaitu:
i.
Production Rule
Production Rule
adalah model ide dasar dari sistem
yang memopresentasikan pengetahuan dengan bentuk pasangan kondisi aksi
(Jika-Maka).
ii.
Semantic Network
Semantic Network adalah gambaran
grafis dari pengetahuan yang terdiri node atau symbol dan hubungan atau link yang memperlihatkan hubungan hirarkis antar objek.
iii.
Frame
Frame adalah struktur data yang
berisi semua pengetahuan tentang objek tertentu.
1.1.6.
WinExsys
(Perangkat Lunak Sistem Pakar)
Perangkat
lunak yang sudah dikhususkan guna merancang dan membangun sistem pakar salah
satunya ialah WinExsys.
Basis pengetahuan dalam WinExsys dibentuk
dengan kaidah IF-THEN- ELSE.Suatu bentuk kaidah dalam WinExsys
dapat memiliki keterangan berupa node
dan reference, node berisi keterangan mengenai kaidah
tersebut dan reference
berisi sumber tertulis
dari kaidah tersebut.. SISTEM
PAKAR KNOWLEDGE ENGINEER PAKAR (Stugaard, 1987)
Kaidah-kaidah dalam WinExsys diantaranya:
i.
Pengkualifikasian
(Qualifier)
Pengkualifikasian adalah
suatu pengetahuan interaktif untuk mengetahui data dan fakta beserta seluruh kemungkinan jawaban.
ii.
Perubah
(Variabel)
Perubah atau variable berbentuk
numeric dan memiliki batas atas dan batas bawah
iii.
Pilihan Solusi
(Choice)
Pilihan solusi adalah seluruh
kemungkinan solusi yang dapat dihasilkan oleh sistem.
1.2.Pengertian Survei Global Positioning System (GPS)
GPS adalah
sistem navigasi satelit di angkasa dan instrumen di bumi dimana Alat receiver
GPS menerima sinyal dari satelit (24 satelit GPS) untuk menghitung lokasi
receiver di permukaan bumi. Koordinat membantu menemukan lokasi pada peta rupa
bumi yang ada merupkan Teknologi canggih, tapi dalam penggunaan sangat
sederhana dan Yang sulit bagaimana menggunakan informasi koordinat untuk
membuat peta.
GPS bekerja
mengukur jarak ke arah tiga satelit atau lebih, Tiap satelit (24 satelit) sudah
diketahui berada dan kapan Pengukuran jarak dengan mengirim sinyal pulang balik
dan dihitung waktunya Penghitungan waktu detail
1.2.1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Akurasi Receiver
i.
Kesalahan jam satelit (0,6 m)
ii.
Kesalahan posisi satelit (pengaruh daya tarik
matahari, bulan) (0,6 m)
iii.
Kesalahan alat GPS (1,2 m)
iv.
Gangguan atmosfir (3,6 m)
v.
SA (selective availability), sudah dicabut sejak 1
Juli 2000 (7,5 m)
vi.
Konfigurasi satelit (hitungan)
1.2.2.
Jenis-jenis
Receiver GPS
i.
Differensial (kualitas survei) USD 3000 – 10000
ii.
Non-differensial (kualitas navigasi) USD 200 – 800
iii.
Akurasi navigasi 30 m – 100 m
iv.
Perkembangan kualitas antena, beberapa sinyal satelit
secara bersamaan
1.2.3.
Cara
Menentukan Koordinat suatu lokasi dengan GPS
i.
Hidupkan alat GPS di area yang bersih tanpa gangguan
di atasnya
ii.
Tunggu sampai informasi muncul
iii.
Tulis koordinat
iv.
Setting alat GPS pada lokasi survei
v.
Sistem koordinat (UTM, latitude dan longitude)
vi.
Satuan pengukuran (meter)
vii.
Waktu (GMT) – zona pengamatan
viii.
Datum (sistem koreksi kartografi – WGS 84, Jakarta 72)
1.2.4.
Membaca
Receiver GPS
i.
Model alat, konfigurasi tampilan dan komposisi tombol
ii.
PDOP (Precision Dilution of Position) di bawah 7 bisa
digunakan, rekomendasi 3
iii.
Tampilan informasi status satelit (jumlah, kekuatan
sinyal, posisi satelit)
iv.
GPS menerima sinyal bila tidak ada halangan di atas
antena
1.2.5.
Perekaman
Data GPS di lapangan
i.
Nomor Waypoint
ii.
Nama Lokasi
iii.
Koordinat
iv.
Nomor PDOP atau EPE
v.
Posisi rata-rata koreksi secara diferensial
vi.
Deskripsi tentang lokasi
vii.
Tanggal koleksi data
viii.
Nama surveyor (inisial)
1.2.6.
Penyempurnaan
Ketepatan data GPS
i.
Penghitungan rata-rata atau diferensial
ii.
Penghitungan rata-rata
iii.
GPS Dfiferensial
iv.
Real-time Diferensial
v.
Diferensial Post-Processing
vi.
Diferensial Manual
1.2.7.
Langkah-langkah
Perencanaan Survei GPS
i.
Menggunakan GPS atau tidak
ii.
Data yang digunakan, sesuai peta RBI
iii.
Tipe Koordinat (UTM atau latlong)
iv.
Prioritas tempat
v.
Jenis tempat (perbatasan, situs dll), prioritas
tertinggi tempat yang sulit ditemukan lokasinya di peta
vi.
Jumlah tim = jumlah alat GPS
vii.
Perencanaan titik perjalanan
viii.
Informasi yang akan dicatat tim pada tiap koordinat
1.2.8.
Pemetaan
dengan data GPS
i.
Menggunakan peta RBI sebagai peta dasar dan GPS untuk
menandai lokasi penting
ii.
Menentukan koordinat GPS pada peta RBI
iii.
Garis Lintang dan Garis Bujur
iv.
Universal Transverse Mercator Menandai Koordinat
BAB II
TEKNIK SISTEM PAKAR
2.1.Perangkat Keras
(Hardware)
Sistem pakar untuk mendeteksi dan mendiagnosa kerusakan sambungan telepon
dirancang dan dibangun untuk
komputer PC (stand alone). Konfigurasi minimum yang dibutuhkan adalah komputer dengan processor 486, RAM 16 Mb, Hardisk dan Mouse.
2.2.Perangkat Lunak
(Software)
Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi kerusakan sambungan
telepon yang dibuat dengan WinExsys
dan beroperasi pada sistem operasi windows 97.Perangkat lunak yang digunakan
untuk menyusun sistem pakar ini adalah WinExsys Profesional VERSI 5,0.
2.3.Pengembangan
Sistem
Pengembangan sistem akan dilaksanakan berdasarkan metode choice/pilihan.
Metode ini terdiri dari:
i.
Rekayasa sistem
dan analisis.
Dalam tahap ini dilakukan komunikasi antar pencari dan pengguna sistem untuk membahas
masalah yang dihadapi.
ii.
Analisa
kebutuhan Software (Software Requiment Analisys).
Analisis tahap ini lebih dalam lagi mengenai sistem, tujuan atau fungsi yang akan dilakukan sistem.
iii.
Desain
(Design).
Tahap ini ditentukan konfigurasi yang dibutuhkan oleh sistem dan metode yang digunakan dalam mengambil keputusan.
iv.
Pengkodean
(Coding)
Pada tahap ini dilakukan
perubahan hasil desain menjadi program yang dapat dibaca oleh komputer.
v.
Pengujian
(Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian dari kinerja sistem, mencari dan memperbaiki kesalahan/error yang ada.
vi.
Pemeliharaan
(Maintanance)
Pemeliharaan sistem dilakukan
dengan kaidah pengambil keputusan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer
yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar
pada suatu bidang keahlian tertentu (Shelly, 1990; Setiawan, 1993;
Margianti,1995). Sistem pakar merupakan salah satu bidang
teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya
diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang
terbukti sangat membantu dalam mengambil
keputusan dan sangat luas
penerapanya. Dan GPS adalah sistem navigasi satelit di angkasa dan
instrumen di bumi dimana Alat receiver GPS menerima sinyal dari satelit (24
satelit GPS) untuk menghitung lokasi receiver di permukaan bumi. Koordinat
membantu menemukan lokasi pada peta rupa bumi yang ada merupkan Teknologi
canggih, tapi dalam penggunaan sangat sederhana dan yang sulit bagaimana
menggunakan informasi koordinat untuk membuat peta. Maka setelah melihat dari
kedua definisi diatas sesuai ciri-ciri dari sistem pakar maka GPS belum
termasuk kedalam golongan sistem pakar walaupun ada beberapa ciri yang ada pada
sistem pakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar