Sabtu, 07 Oktober 2017

Sistem Pakar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Pengertian Sistem Pakar

Sistem  pakar   adalah   suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu (Shelly, 1990; Setiawan, 1993; Margianti,1995). Sistem pakar  merupakan salah  satu bidang  teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati  karena penerapannya diberbagai  bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang  terbukti  sangat membantu   dalam mengambil  keputusan   dan   sangat   luas  penerapannya.
                                  1.1.1.      Ciri-ciri sistem pakar
Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut:
a.       Terbatas pada domain keahlian tertentu.
b.      Dapat memberikan penalaran untuk data data yang tidak  pasti.
c.       Dapat mengemukan rangkaian alasan-alasan  yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
d.      Berdasarkan pada kaidah/Rule tertentu.
e.       Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
f.       Keluarannya bersifat anjuran.
Komponen sistem pakar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
                    i.            Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Knowledge Base merupakan inti dari program sistem pakar karena basis pengetahuan itu merupakan presentasi pengetahuan atau knowledge representation basis pengetahuan adalah sebuah basis data. yang menyimpan aturan-aturan tentang suatu domain knowledge/pengetahuan tertentu. Basis pengetahuan ini terdiri dari kumpulan objek beserta aturan dan atributnya (sifat atau cirinya). Contoh :
If hewan merupakan sayap dan bertelur then hewan jenis burung.
                  ii.            Working Memory (Basis Data atau Memori Kerja)
Working memory adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik fakta awal pada saat sistem beroperasi maupun fakta-fakta pada saat pengambilan klesimpulan sedang dilaksanakan selama sistem pakar beroperasi basis data berada di adalam memori kerja.
                iii.            Inference Engine (Mesin Inferensia)
Inference  Engine   adalah   bagian   yang  menyediakan  mekanisme   fungsi   berfikir   dan   pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Mesin ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Dua teknik Inference, yaitu:
a.       Backward Chaining (Pelacakan kebelakang)
Melalui   penalaranya   dari   sekumpulan   hipotesis   menuju   fakta-fakta   yang   mendukung tersebut, jadi  proses pelacakan berjalan mundur dimulai  dengan menentukan kesimpulan yang akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau a Goal Driven.
b.      Forward Chaining (Pelacakan ke depan)
Forward Chaining merupakan kebalikan dari  Backward Chaining  yaitu mulai dari kumpulan data menuju kesimpulan.  Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan  fakta-fakta yang telah diketahui atau data driven.
                iv.            User Interface (Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian memungkinkan pengguna untuk memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem pakar serta menerima penjelasan dan kesimpulan. (Gambar 1)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJFFwbyPigGH7hQstcKw4eiM7SDSSK4vCRQ5knny7Nd68BeI6tQAWK_jeLPHgtEXs7p1qDdAhxFhQSBtfUXT0oFGTkr6XHxtC67-zmd3jCkN-FfvNko_x9VhwMG156NjN482euu4UMAcIP/s320/unki2.bmp

                                    1.1.2.      Kategori Umum Dari Sistem Pakar
Berdasarkan   penggunaanya   sistem  pakar   diklasifiksikan  menjadi   dua   bagian   seperti   pada   tabel dibawah ini (*Anonim, 1997).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn0o5Bz0YWhOjnv2WBCbLpA4PLNfs3u7Gy0-ZEdgEoXaOhJRD0DnRzRVvy-QIt6qPYRx21_eUxmI5zb7xd96EVkkqV4GFgZUZ6gB5UYW_vJXX_A6edJPSiiTMS4_oy64zQuyPC5TomdEdv/s320/unki3.bmp

                                    1.1.3.      Akusisi dan Representasi Pengetahuan
Pada sistem kecerdasan buatan (Setiawan, 1993) terdiri atas dua bagian penting, yaitu:
                                i.            Basis pengetahuan berisi tentang fakta-fakta dalam domain yang dipilih.
                              ii.            Mekanisme Inference adalah procedure yang digunakan untuk memeriksa basis pengetahuan secara urut, menjawab pertayaaan, menyelesaikan masalah atau membuat keputusan dalam domain.

                                    1.1.4.      Sistem Kerja Pakar
Menurut Staugard (1987) sistem kerja pakar terbagi dalam tiga modul yaitu:
                                            i.            Modul Penerimaan Pengetahuan
Untuk  mendapatkan   pengetahuan   sistem  pakar   dilakukan   proses   penerimaan   pengetahuan.Proses   ini   dilakukakan  melalui   interaksi   dengan   pakar   penerimaan pengetahuan dilakukan dengan   bantuan  Knowledge   Engineer   (KE),  yaitu   seorang   spesialis   sistem   yang menterjemahkan   pengetahuan   yang  dimiliki   seorang   pakar  menjadi   pengetahuan   yang  akan tersimpan dalam basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar (Gambar 2).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7o4YCd95XN6q6_AI0udBL8lvkrLOfm6fYnA6KPt3WFHzT3d20jOCwdzu-I5nEH3i2E04XNNpaR62HPJUgmeblIuwWo3Rsr70RUmniqNAFLfOEATesCc0dJUaZl69WSVvWFl6Tc6kuBAi_/s320/unki4.bmp
                                            i.            Modul Konsultasi
Sistem pakar pada modul konsultasi apabila sistem memberikan konsultasi berupa jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh pemakai pada modul ini pemakai  yang awam berinteraksi dengan sistem dengan memasukkan data dan jawaban-jawaban pertanyaan sistem.Data yang dimasukkan oleh pemakai ditempatkan dalam database sistem dan kemudian diakses oleh pembangkit inference untuk mendapatkan kesimpulan.
                                          ii.            Modul Penjelasan
Modul   Penjelasan   adalah  menjelaskan   proses   pengambilan   keputusan   yang   dilakukan   oleh sistem.

                                    1.1.5.      Cara Representasi
Cara representasi dalam sistem pakar (Turban,1992) terbagi dalam tiga teknik, yaitu:
                                            i.            Production Rule
Production  Rule  adalah  model   ide  dasar  dari   sistem yang memopresentasikan  pengetahuan dengan bentuk pasangan kondisi aksi (Jika-Maka).
                                          ii.            Semantic Network
Semantic Network adalah gambaran grafis dari pengetahuan yang terdiri node atau symbol dan hubungan atau link yang memperlihatkan hubungan hirarkis antar objek.

                                        iii.            Frame
Frame adalah struktur data yang berisi semua pengetahuan tentang objek tertentu.

                                    1.1.6.      WinExsys (Perangkat Lunak Sistem Pakar)
Perangkat lunak yang sudah dikhususkan guna merancang dan membangun sistem pakar salah satunya   ialah  WinExsys.  Basis  pengetahuan  dalam WinExsys  dibentuk  dengan kaidah IF-THEN- ELSE.Suatu bentuk kaidah dalam WinExsys dapat  memiliki keterangan berupa node dan reference, node  berisi  keterangan mengenai  kaidah  tersebut  dan  reference  berisi   sumber   tertulis  dari  kaidah tersebut.. SISTEM PAKAR KNOWLEDGE ENGINEER PAKAR (Stugaard, 1987)
Kaidah-kaidah dalam WinExsys diantaranya:
                                            i.            Pengkualifikasian (Qualifier)
Pengkualifikasian  adalah suatu pengetahuan interaktif untuk mengetahui data dan fakta beserta seluruh kemungkinan jawaban.
                                          ii.            Perubah (Variabel)
Perubah atau variable berbentuk numeric dan memiliki batas atas dan batas bawah
                                        iii.            Pilihan Solusi (Choice)
Pilihan solusi adalah seluruh kemungkinan solusi yang dapat dihasilkan oleh sistem.

1.2.Pengertian Survei Global Positioning System (GPS)

GPS adalah sistem navigasi satelit di angkasa dan instrumen di bumi dimana Alat receiver GPS menerima sinyal dari satelit (24 satelit GPS) untuk menghitung lokasi receiver di permukaan bumi. Koordinat membantu menemukan lokasi pada peta rupa bumi yang ada  merupkan Teknologi canggih, tapi dalam penggunaan sangat sederhana dan Yang sulit bagaimana menggunakan informasi koordinat untuk membuat peta.
GPS bekerja mengukur jarak ke arah tiga satelit atau lebih, Tiap satelit (24 satelit) sudah diketahui berada dan kapan Pengukuran jarak dengan mengirim sinyal pulang balik dan dihitung waktunya Penghitungan waktu detail
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHEJ_sN2Ev6i_FxdjcaGHsiAFCFD4ic7-c-GZ_IOj5yHaaq91xsKLg7zNwjSDzw2rwxsTA_rNN3queZPpay-4PvH2lxAeCNIj8IwVwH8fWPOwsBfMpeZkC-KMOxXWymHd1LSv5OemDrCUx/s1600/unk6.bmphttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ83AcrQcAMFhAwJvGmY3muZokZM7K9QkcqmseS4EgVnT0c-AwpPXmxr-vMlgwbDn3vGTi_CUHQLX15Zba6Fy5r4hzRHDdGO83ii15IWJNQcmrhoYMXplHEwDRUWRT5RJisETwcr5onrei/s1600/unk7.bmp

                                    1.2.1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Akurasi Receiver
                                                              i.            Kesalahan jam satelit (0,6 m)
                                                            ii.            Kesalahan posisi satelit (pengaruh daya tarik matahari, bulan) (0,6 m)
                                                          iii.            Kesalahan alat GPS (1,2 m)
                                                          iv.            Gangguan atmosfir (3,6 m)
                                                            v.            SA (selective availability), sudah dicabut sejak 1 Juli 2000 (7,5 m)
                                                          vi.            Konfigurasi satelit (hitungan)
                                    1.2.2.      Jenis-jenis Receiver GPS
                                                              i.            Differensial (kualitas survei) USD 3000 – 10000
                                                            ii.            Non-differensial (kualitas navigasi) USD 200 – 800
                                                          iii.            Akurasi navigasi 30 m – 100 m
                                                          iv.            Perkembangan kualitas antena, beberapa sinyal satelit secara bersamaan
                                    1.2.3.      Cara Menentukan Koordinat suatu lokasi dengan GPS
                                                              i.            Hidupkan alat GPS di area yang bersih tanpa gangguan di atasnya
                                                            ii.            Tunggu sampai informasi muncul
                                                          iii.            Tulis koordinat
                                                          iv.            Setting alat GPS pada lokasi survei
                                                            v.            Sistem koordinat (UTM, latitude dan longitude)
                                                          vi.            Satuan pengukuran (meter)
                                                        vii.            Waktu (GMT) – zona pengamatan
                                                      viii.            Datum (sistem koreksi kartografi – WGS 84, Jakarta 72)
                                    1.2.4.      Membaca Receiver GPS
                                                              i.            Model alat, konfigurasi tampilan dan komposisi tombol
                                                            ii.            PDOP (Precision Dilution of Position) di bawah 7 bisa digunakan, rekomendasi 3
                                                          iii.            Tampilan informasi status satelit (jumlah, kekuatan sinyal, posisi satelit)
                                                          iv.            GPS menerima sinyal bila tidak ada halangan di atas antena
                                    1.2.5.      Perekaman Data GPS di lapangan
                                                              i.            Nomor Waypoint
                                                            ii.            Nama Lokasi
                                                          iii.            Koordinat
                                                          iv.            Nomor PDOP atau EPE
                                                            v.            Posisi rata-rata koreksi secara diferensial
                                                          vi.            Deskripsi tentang lokasi
                                                        vii.            Tanggal koleksi data
                                                      viii.            Nama surveyor (inisial)
                                    1.2.6.      Penyempurnaan Ketepatan data GPS
                                                              i.            Penghitungan rata-rata atau diferensial
                                                            ii.            Penghitungan rata-rata
                                                          iii.            GPS Dfiferensial
                                                          iv.            Real-time Diferensial
                                                            v.            Diferensial Post-Processing
                                                          vi.            Diferensial Manual
                                    1.2.7.      Langkah-langkah Perencanaan Survei GPS
                                                              i.            Menggunakan GPS atau tidak
                                                            ii.            Data yang digunakan, sesuai peta RBI
                                                          iii.            Tipe Koordinat (UTM atau latlong)
                                                          iv.            Prioritas tempat
                                                            v.            Jenis tempat (perbatasan, situs dll), prioritas tertinggi tempat yang sulit ditemukan lokasinya di peta
                                                          vi.            Jumlah tim = jumlah alat GPS
                                                        vii.            Perencanaan titik perjalanan
                                                      viii.            Informasi yang akan dicatat tim pada tiap koordinat
                                    1.2.8.      Pemetaan dengan data GPS
                                                              i.            Menggunakan peta RBI sebagai peta dasar dan GPS untuk menandai lokasi penting
                                                            ii.            Menentukan koordinat GPS pada peta RBI
                                                          iii.            Garis Lintang dan Garis Bujur
                                                          iv.            Universal Transverse Mercator Menandai Koordinat






BAB II

TEKNIK SISTEM PAKAR
2.1.Perangkat Keras (Hardware)
Sistem pakar untuk mendeteksi dan mendiagnosa kerusakan sambungan telepon dirancang dan dibangun untuk komputer PC (stand alone). Konfigurasi minimum yang dibutuhkan adalah komputer dengan processor 486, RAM 16 Mb, Hardisk dan Mouse.
2.2.Perangkat Lunak (Software)
Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi kerusakan sambungan telepon yang dibuat dengan WinExsys dan beroperasi pada sistem operasi windows 97.Perangkat lunak yang digunakan untuk menyusun sistem pakar ini adalah WinExsys Profesional VERSI 5,0.
2.3.Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem akan dilaksanakan berdasarkan metode choice/pilihan. Metode ini terdiri dari:
                    i.            Rekayasa sistem dan analisis.
Dalam tahap ini dilakukan komunikasi antar pencari dan pengguna sistem untuk membahas masalah yang dihadapi.
                  ii.            Analisa kebutuhan Software (Software Requiment Analisys).
Analisis tahap ini lebih dalam lagi mengenai sistem, tujuan atau fungsi yang akan dilakukan sistem.
                iii.            Desain (Design).
Tahap ini ditentukan konfigurasi yang dibutuhkan oleh sistem dan metode   yang digunakan dalam mengambil keputusan.
                iv.            Pengkodean (Coding)
Pada tahap ini dilakukan perubahan hasil desain menjadi program yang dapat dibaca oleh komputer.
                  v.            Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian dari kinerja sistem, mencari dan memperbaiki kesalahan/error yang ada.
                vi.            Pemeliharaan (Maintanance)
Pemeliharaan sistem dilakukan dengan kaidah pengambil keputusan.



BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan


Sistem  pakar   adalah   suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu (Shelly, 1990; Setiawan, 1993; Margianti,1995). Sistem pakar  merupakan salah  satu bidang  teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati  karena penerapannya diberbagai  bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang  terbukti  sangat membantu   dalam mengambil  keputusan   dan   sangat   luas  penerapanya. Dan GPS adalah sistem navigasi satelit di angkasa dan instrumen di bumi dimana Alat receiver GPS menerima sinyal dari satelit (24 satelit GPS) untuk menghitung lokasi receiver di permukaan bumi. Koordinat membantu menemukan lokasi pada peta rupa bumi yang ada  merupkan Teknologi canggih, tapi dalam penggunaan sangat sederhana dan yang sulit bagaimana menggunakan informasi koordinat untuk membuat peta. Maka setelah melihat dari kedua definisi diatas sesuai ciri-ciri dari sistem pakar maka GPS belum termasuk kedalam golongan sistem pakar walaupun ada beberapa ciri yang ada pada sistem pakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar